Pahlawanku (Sebuah Refleksi)

Pahlawanku (Sebuah Refleksi)

Oleh : Wahyu Ardianto*

 

Memperingati hari pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November mengingatkan kembali akan cita-cita pahlawan dengan darah merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah, begitu banyak cerita heroik yang kita dengar dan kita baca bagaimana pejuangan para pejuang demi berdirinya Negara Indonesai tercinta ini, apa yang mereka korbankan dengan segenap jiwa raga dan harta benda untuk sebuah cita-cita suci yang namanya kemerdekaan.

Tangis haru dan kagum ketika kita membaca dan menghayati perjuangan mereka begitu luhur dan sangat membanggakan, kita telah hidup di atas darah dan nyawa para pahlawan ini, tetapi apa yang kita bisa berikan kepada bangsa dan negara Indonesia?. Mengutip dari perkataan Presiden Amerika Jhon Kennedy “Jangan kalian bertanya apa yang negara bisa berikan kepadamu, tapi kita bertanya pada diri kita apa yang bisa saya berikan kepada negaraku”. Pidato Kennedy ini mencerminkan patriotisme kepada negara yang kita cintai dan menjadi patri dalam sanubari.

Perjalanan Indonesia tidaklah sebentar perjuangan panjang para pahlawan ini menjadi legenda dan epos sampai di akhir zaman, nilai-nilai perjuangannya dapat dicerminkan dari seberapa kuatnya prinsip kebebasan dari belenggu penjajahan sehingga mengantarkan kita sebagai bangsa yang terbebas dari penjajahan dan merasakan kebebasan dari penjajah yang telah lama menjajah kita.

Sejarah Indonesia atau nusantara merupakan tanah pejuangan banyak nama-nama besar pahlawan dari negeri-negeri di nusantara dari Aceh sampai ke Papua menceritakan bagaimana heroiknya mereka memperjuangkan kebebasan, dalam istilah Presiden Soekarno menyebutkan sebagai “Jasmerah” Jangan melupakan sejarah karena sejarah merupakan refleksi perjananan negara ini hingga berada di dunia.

Zaman telah berlalu dan roda waktu membawa ke zaman sekarang, hakikatnya kita bertanya kepada diri apa yang telah saya lakukan untuk negara ini, apakah jiwa patriotisme itu terjaga dan ada di dalam diri, merenungkan kembali apa cita-cita luhur dari pahlawan-pahlawan kita apakah dalam darah ini tertanam jiwa pahlawan itu, pertanyan merefleksikan diri kita sebagai pewaris pejuang apa yang telah sudah saya berikan kepada bangsa dan negaraku.

Siapakah mereka pahlawan ini yang mengorbankan segalanya untuk Indonesia?. Apa yang menyebabkan keteguhan hati mereka?. Dalam berbagai referensi menggambarkan orang yang rela berkorban untuk masa depan bangsanya, ada juga yang menganggap orang yang memiki tekad yang kuat untuk mengwujudkan tujuan kebebasan bangsanya, ada juga yang menyebut merebut hak asasi kemanusiaan dan banyak pengistilahan yang diberikan kepada sebutan pahlawan ini, sehingga keberadaan prinsip ini adalah refleksi tujuan dari orang yang di sebut sebagai pahlawan.

Hari ini adakah pahlawan-pahlawan itu hadir di tengah kita, sebagai manusia apakah prinsip sebagai pahlawan ada di jiwa kita?. Apakah kita bisa merasakan bagaimana jiwa pahlawan itu melekat dari dalam hati?, pertanyaan refleksi apakah kita pernah berkorban untuk orang lain dalam hidup ini?, apakah kita pernah bertekad memberikan kebebasan orang di sekitar kita dalam berpendapat atau membebaskan orang lain dari kesusahan atau penderitaanya?, apakah kita juga telah memberikan hak-hak orang lain itu sebagaimana hak mereka dan tidak merebut yang menjadi hak asasi mereka?, apakah itu sudah di wujudkan?.

Nilai-nilai inilah menjadi kesadaran diri untuk merefleksikan diri apakah kita telah melakukan itu semua, apakah ada jiwa pahlawan dalam diri kita sehinggga menyadari ini menjadi bagian dari pahlawan itu.

Generasi ini mengisi kemerdekaan dengan tidak lagi di sebut sebagai pahlawan, menjadi peran apapun dalam kehidupan ini tidak sebagai lakon pahlawan tapi nilai-nilai patriotisme harus menjadi roh dari tingkah laku manusia Indonesia, anda dapat memerankan pahlawan tanpa tanda jasa, atau karya-karya untuk kemaslahatan banyak orang sehingga refleksi sebagai pahlawan ada dalam diri manusia Indonesai, menjadi peran atau lakon dalam kehidupan berbangsa dan negara mengisinya dengan cerminan sebagai pahlawan, dalam keluarga menjaga mereka dan memenuhi kebutuhan mereka juga dapat menjadikan anda sebagai pahlawan, kemudian kita mereflaksikan diri kita apakah ada pahlawan di sekitar kita atau kita sendiri pahlawan itu.

Manyambut hari pahlawan ini kita dapat mereflasikan diri siapakah yang disebut pahlawan itu? seseorang yang memperjuangkan kemerdekaan atau orang yang menjaga keluarganya dan membesarkan anak-akannya untuk mengisi kemerdekaan itu, peranan itu menjadikan konteks pahlawan dari zaman ke zaman tidak dapat di pisahkan dari di mana seseorang memposisikan dirinya sebagai orang yang teguh dalam prinsip serta tekad untuk  memperjuangkan prinsip itu sehingga dari dirinya dapat merefleksikan diri sebagai pahlawan dalam kehidupan ini.

 

*Penulis :

Wahyu Ardianto (Penyuluh Hukum pada Kanwil Kumham Sulawesi Selatan)


Cetak   E-mail